"Sama sekali tidak menarik, beraroma seperti baking powder," tukasku.
"Baking soda," kau membetulkan.
"Jadi kalau ingin membuat kue, aku bisa menuangkan sedikit mentega, tepung, dan gula ke ketiakmu....""Kenapa kita membicarakan ini? Tolong ingatkan aku?"
"Kau tidak lagi bisa mengendus bau ragi harum itu, yang kau bubuhkan di ketiakmu, karena kau sudah terbiasa dengannya. Tapi sebaliknya aku merasa seolah-olah sedang mengencani Roti gandum."
"Baiklah," Sergahmu.
Aku terkejut. "'Baiklah'?"
"Biarlah catatan menunjukkan bahwa, aku telah melangkah ke tebing licin sikap kompromi yang mengatas namakan kedamaian dan harmoni. Akan ada upacar pembakaran deodoran dalam waktu sepuluh menit. Kuharap bakal terbakar dengan mudah."
"Masalahnya, aku benar-benar membencinya," aku memberitahumu.
"Yah, aku membenci buu jari kakimu."
"Aku akan mengenakan kaus kaki," aku berjanji. "Sepanjang waktu, bahkan saat mandi."
"Kuingatkan saja," katamu. "Suatu hari nanti kau akan memintaku mengenyahkan sesuatu yang benar-benar kusukai, lalu kita akan bertengkar hebat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar